Jumat, 26 Oktober 2012

Pendidikan ANTI KORUPSI


Kerugian negara tahun 2011 senilai lebih dari Rp152 triliun yang disebabkan oleh korupsi sebetulnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan sekolah gratis kepada 271 juta siswa SD dan 221 siswa SMP dalam satu tahun. Hal tersebut diungkapkan Ketua KPK, Abraham Samad dalam Kuliah Umum “Pendidikan Anti Korupsi” yang diselenggarakan ITB di Gedung Aula Timur Jalan Ganesa, Rabu (3/10).

Dikatakannya, pada tahun 2011 lalu total aset dan kekayaan negara yang berhasil diselamatkan KPK lebih dari Rp152 triliun,”Setiap harinya KPK harus menangani 50 kasus korupsi di Indonesia. Kerugian karena korupsi itu kalau dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat bisa digunakan untuk berbagai hal,” paparnya.
Beberapa hal yang bisa dimanfaatkan dari hasil korupsi itu dikatakan Samad yakni untuk memberikan 1,57 juta unit rumah sederhana gratis untuk yang membutuhkan, memberikan 14,3 miliar liter susu gratis kepada anak rawan gizi, memberikaan sekolah gratis kepada 271 juta anak SD selama setahun, memberikan sekolah gratis kepada 221 juta siswa SMP selama setahun, memberikan 18,5 miliar liter beras gratis bagi penduduk yang rawan pangan, membangun 1,24 juta unit ruang kelas SD atau membanhun 1,19 juta unit ruang kelas SMP serta memberikan 31,4 juta unit komputer untuk sekolah.

Korupsi sendiri dikataakan Abraham Samad merupakan segala bentuk dan tindakan yang menyimpang dari prilaku dan aturan yang sebenarnya. “Sedangkan secara hukum yuridis disebutkan bahwa setiap orang yg melawan hukum memperkaya diri sendiri orang lain atau koorporasi yang bs merugikan negara merupakan korupsi,” paparnya.

Ada beberapa macam faktor penyebab korupsi dikatakannya, sikap permisif yakni menganggap korupsi sebagai hal biasa saja, “Seharusnya memang masyarakat melakukan perlawanan,” kata Alumni Unhas tersebut.

Kedua yakni skeptis, yakni warga Indonesia menganggap sulit memberantas korupsi, alhasil terbawa arus dan akhirnya kejujuran menjadi hal aneh di Indonesia, apalagi dijelaskannya masyarakat saat ini terjebak dalam hedonis dan konsumeristis.

Ketiga peraturan perundangan yang tumpang tindih serta lemahnyaa penegakan hukum tumpul. Pengadilan yang tidak sebanding sehingga tidak ada efek jera “Beda dengan Cina yang menerapkan hukuman mati bagi koruptor,” jelasnya.

Selain itu kurangnya keteladanan kempimpinan di daerah baik aparat pusat hingga daerah. “Belum lagi negara tidak memberikan jaminan yang baik dan penghasilan yang baik kepada masyarakatnya,” katanya.
 (diposting dari http://www.dikti.go.id/?p=6115&lang=id)

Jumat, 12 Oktober 2012

Asi Eksklusif dan cara menyusui yang benar



Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan.
Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI (kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan)
Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau teh dalam jumlah kecil
Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
  • Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui
  • Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
  • Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan  tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
  • Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.
  • Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
  • Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI
  • Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna
Keunggulan ASI dan manfaat ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.
aspek gizi
Manfaat kolostrum
  • Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare
  • Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
  • Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
  • Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna hitam kehijauan)
Komposisi ASI
  • ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
  • ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak
  • Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi.  ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
  • Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
  • Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
aspek imunologik
  • ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
  • Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan
  • Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
  • Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
  • Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
  • Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan
aspek psikologik
  • Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
  • Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut
  • Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim
aspek kecerdasan
  • Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
  • Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI
aspek neurologis
  • Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
aspek ekonomis
  • Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
aspek penundaan kehamilan
  • Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL)
Usaha memperbanyak ASI
  • Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi
  • Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat, dna akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dpaat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif.
  • Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi Asi seperti sayur katuk.
  • Lakukan perawatan payudara.
Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
  • Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
  • Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
  • Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
  • Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
  • Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
  • Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
  • Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
  • Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
  • Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
  • Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
  • Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
  • Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C  yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola  dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
  • Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
  • Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
  • Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
  • Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
  • Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
  • Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
  • Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
  • Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
  • Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
  • Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus  bayi
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
  • Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
  • Dagu bayi menempel pada payudara ibu
  • Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
  • Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
  • Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
  • Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
  • Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
  • Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
  • Bibir bawah bayi melengkung keluar
  • Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
  • Terkadang terdengar suara bayi menelan
  • Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
  • Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
Menciptakan praktek menyusui yang baik
  • Posisi yang benar
  • Perlekatan harus benar
  • Tidak diberi botol atau empeng
  • Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
  • Perlihatkan cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
  • Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
  • Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
  • Sebagian besar daerah areola masih terlihat
  • Bayi menghisap sebentar-sebentar
  • Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
  • Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
  • Puting susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
  • Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
  • BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
  • Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
  • Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
  • Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
  • Berat badan bayi bertambah
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
  • Cuci tangan sampai bersih
  • Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
  • Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
  • Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
  • Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
  • Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
  • Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
  • Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan
  • Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
  • Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara
Ada dua macam bentuk pompa
Pompa manual/tangan
Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan umumnya mudah digunakan. Ada beberapa tipe pompa manual, antara lain :
  • Tipe silindris
Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai, kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol. Baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat penampungan ASI dibagian bawah silinder
  • Tipe silindris bersudut
Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung dibotol yang ditempelkan di pompa.
  • Tipe kerucut gelas/plastik dan bola karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur. Tipe ini juga sukar dibersihkan dan disterilkan secara efektif.
  • Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, agar produksi ASI tetap terjaga
  • Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan penuh
  • Semua peralatan yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk dibersihkan
Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.
Cara mengosoongkan payudara dengan pompa
  • Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
  • Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
  • Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi, sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
  • Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi piskologis ibu sangat emnentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yang harus dikeluarkan
  • Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi ke bidan atau klinik laktasi
Lama penyimpanan ASI setelah diperah
  • Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
  • Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
  • Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3×24 jam
  • Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu
  • ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama 4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat disimpan selama 72 jam, dalam pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
  • Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal dilakukannya pemerahan ASI pada botol susu
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah
  • Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
  • Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang terbuat dari kaca
  • Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah meleleh jika direndam dalam air panas)
  • Jangan menggunakan botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
  • Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas
  • Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot, karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
  • Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI digabungkan dalam satu botol yang sama, syaratnya suhu tempat botol disimpan harus stabil
  • Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam
Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
  • Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
  • Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan mendidih
  • jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol simpanan ASI
  • Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum
  • Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
Sumber
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC
Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC
…………. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.
Http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.html
http://www.linkagesproject.org (pemberian ASI eksklusif atau ASI saja : satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. 2002)
http://www.sentrallaktasiindonesia.co.id (2007)
http://www.tabloidnakita.com (2007)

Jumat, 05 Oktober 2012

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
A.      Definisi
Hipertensi yang terjadi selama kehamilan

B.      Penyebab
Belum diketahui secara pasti

C.      Gambaran Klinis
Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi
dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer
dan tidak tergantung pada keadaan emosional pasien. Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolic 90 mmHg pada 2 pengukuran berjarak 1 jam atau lebih.

Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
1.       Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan/atau dalam 48 jam postpartum
2.       Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

Hipertensi karena kehamilan lebih sering terjadi pada primigravida. Keadaan patologis telah terjadi sejak implantasi, sehingga timbul iskemia plasenta yang kemudian diikuti dengan sindroma inflamasi.

D.      Risiko meningkat pada:
·       Masa plasenta besar (gemelli, penyakit trofoblast)
·       Hidramnion
·       Diabetes mellitus
·       Isoimunisasi rhesus
·       Faktor herediter
·       Autoimun: SLE

E.       Klasifikasi Hipertensi karena kehamilan:
·       Hipertensi tanpa proteinuria atau edema
·       Preeklampsia ringan
·       Preeklampsia berat
·       Eklampsia

Hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia ringan sering ditemukan tanpa
gejala, kecuali peningkatan tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk
dengan terdapatnya proteinuria. Edema tidak lagi menjadi suatu tanda yang
sahih untuk preeclampsia.

Preeklampsia Berat didiagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut:
1.     Tekanan darah diastolik > 110 mmHg
2.     Proteinuria 2+
3.     Oliguria < 400 ml per 24 jam
4.     Edema paru: nafas pendek, sianosis dan adanya ronkhi
5.     Nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan perut
6.     Gangguan penglihatan: skotoma atau penglihatan yang berkabut
7.     Nyeri kepala hebat yang tidak berkurang dengan pemberian analgetika
biasa
8.     Hiperrefleksia
9.     Mata: spasme arteriolar, edema, ablasio retina
10.  Koagulasi: koagulasi intravaskuler disseminata, sindrom HELLP
11.  Pertumbuhan janin terhambat
12.  Otak: edema serebri
13.  Jantung: gagal jantung

Eklampsia ditandai oleh gejala preeklampsia berat dan kejang :
·       Kejang dapat terjadi dengan tidak tergantung pada beratnya hipertensi
·       Kejang bersifat tonik-klonik, menyerupai kejang pada epilepsy grand mal
·       Koma terjadi setelah kejang dan dapat berlangsung lama (beberapa jam)
HIPERTENSI KRONIK
·       Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
·       Superimposed preeclampsia adalah hipertensi kronik dan preeclampsia

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TANPA PROTEINURIA

Jika kehamilan < 35 minggu, lakukan pengelolaan rawat jalan:
1.     Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria dan kondisi janin setiap minggu.
2.     Jika tekanan darah meningkat, kelola sebagai preeklampsia.
3.     Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin yang terhambat, rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan.
PREEKLAMPSIA RINGAN
Jika kehamilan < 35 minggu dan tidak terdapat tanda perbaikan selama ANC :
1.     Lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan:
a)     Lakukan pemantauan tekanan darah, proteinuria, refleks dan kondisi janin
b)     Lebih banyak istirahat
c)     Diet biasa
d)     Tidak perlu pemberian obat
2.     Jika tidak memungkinkan rawat jalan, rawat di rumah sakit:
a)     Diet biasa
b)     Lakukan pemantauan tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari
c)     Tidak memerlukan pengobatan
d)     Tidak memerlukan diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi jantung atau gagal ginjal akut
e)     Jika tekanan diastolik turun sampai normal, pasien dapat dipulangkan:
·       Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda preeklampsia berat
·       Periksa ulang 2 kali seminggu
·       Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali
·       Jika tidak terdapat tanda perbaikan tetap dirawat
f)      Jika terdapat tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi
kehamilan
g)     Jika proteinuria meningkat, kelola sebagai preeklampsia berat

Jika kehamilan > 35 minggu, pertimbangkan terminasi kehamilan:
1.     Jika serviks matang, lakukan induksi dengan Oksitosin 5 IU dalam 500 ml Ringer Laktat/ Dekstrose 5% i.v 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
2.     Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter Foley atau lakukan terminasi dengan seksio sesarea.

PREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 6 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.
Pengelolaan kejang:
1.     Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
2.     Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
3.     Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
4.     Aspirasi mulut dan tenggorokan
5.     Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
6.     Berikan O2 4 – 6 liter/menit


Pengelolaan umum
1.     Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan
diastolik antara 90 – 100 mmHg
2.     Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih
3.     Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
4.     Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuria
5.     Infus cairan dipertahankan 1.5 – 2 liter/24 jam
6.     Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan
kematian ibu dan janin
7.     Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam
8.     Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan
tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru, hentikan pemberian cairan
dan berikan diuretik (mis. Furosemide 40 mg i.v)
9.     Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi
setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati

Jumat, 28 September 2012

Penerimaan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2012

Mari meriahkan program Kreativitas Mahasiswa untuk menggalakkan keaktifan berkreasi dan berpikir. Apapun yang kita lihat bisa menjadi inspirasi untuk kreativitas pengembangan pikiran menjadi lebih maju dan berkembang.
di kutip dari htt://dikti.go.id
untuk pengusulan bisa langsung dikirim lewat dikti tidak lagi menyertakan pengiringan berkas.
panduan terbaru tahun 2012 bisa di ungguh lewat dikti.
 atau baca lebih lanjut di Panduan-PKM-2012_Revisi11.pdf-foxitReader

Kamis, 27 September 2012

Bali with EUB

asyik ni rame - rame berbagi dalam kebersamaan ....
menjadi kenangan dalam cerita
cerita untuk di simpan
Bersama NISA
di simpan baik-baik
baik dalam segalanya
anak EUB





Pulau Penyu
GWK
Tanah Lot

Study Banding " RSUP Sanglah Denpasar "

Pelayanan Rumah Sakit harus selalu menjaga mutu kualitasnya. RSUP Sangklah Denpasar merupakan Salah satu Rumah Sakit rujukan di Propinsi Denpasar Bali. Pelayanan yang diberikan dari pasien datang, mendapatkan pengobatan, sampai pasien mendapatkan terapi yang sesuai sangat dijaga Kualitasnya. Selain sebagai Rumah sakit Rujukan RSUP Sangklah Denpasar juga mengembangkan kebudayaan karena sebagai objek wisata di Kota Bali.

suasana penyambutan yang hangat kami dapatkan

Penataan Ruangan yang tertata Rapi dan Pelayanan Nakes yang Ramah